Over 10 years we help companies reach their financial and branding goals. Engitech is a values-driven technology agency dedicated.

Gallery

Contacts

411 University St, Seattle, USA

engitech@oceanthemes.net

+1 -800-456-478-23

Article

Pengelolaan Sampah Menggunakan Teknologi AI

Pengelolaan sampah menggunakan Teknologi AI
bisnis.com

Pengelolaan sampah menjadi isu yang semakin penting saat ini, terutama dengan pertumbuhan populasi yang terus meningkat dan peningkatan penggunaan produk konsumen. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi masalah lingkungan dan kesehatan yang serius. Namun, dengan kemajuan teknologi, pengelolaan sampah menggunakan AI diharapkan akan lebih menjadi efektif dan efisien

Teknologi AI (Artificial Intelligence) adalah sebuah teknologi yang memungkinkan komputer untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. AI dapat membantu dalam pengelolaan sampah dengan cara yang berbeda, seperti pengumpulan dan pemilahan sampah, pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA), dan pemrosesan limbah

Bagaimana Kota-kota Saat Ini Mengelola Sampahnya?

Bagimana cara kota mengelola sampahnya
freepik.com

Pada saat ini sistem pengelolaan sampah yang ada, layanan pengangkutan sampah kota akan menempuh rute yang telah ditentukan secara teratur dan mengosongkan tempat sampah dan tempat daur ulang, baik yang sudah penuh maupun belum. Sifat tetap dari sistem ini menciptakan kemungkinan tempat sampah yang setengah penuh dikosongkan, bahan bakar yang tidak perlu dihabiskan, dan penggunaan sumber daya kota yang berlebihan. Metode pengumpulan manual saat ini sangat boros sumber daya. Dengan bantuan IoT, metode ini dapat dialihkan menjadi proses pengumpulan berbasis data.

Apa yang dimaksud dengan Pengelolaan Sampah Pintar?

Pengelolaan sampah pintar
evreka.co

Solusi pengelolaan sampah pintar menggunakan sensor yang ditempatkan di tempat sampah untuk mengukur tingkat pengisian dan memberi tahu layanan pengangkutan sampah ketika tempat sampah siap dikosongkan. Seiring waktu, data historis yang dikumpulkan oleh sensor dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola pengisian, mengoptimalkan rute dan jadwal pengemudi, dan mengurangi biaya operasional. Biaya sensor-sensor ini terus menurun, membuat tempat sampah IoT lebih layak untuk diterapkan dan lebih menarik bagi para pemimpin kota.

Teknologi Pengelolaan Sampah Pintar yang Sudah Ada

Teknologi sampah pintar yang sudah ada
sensoneo

Sensoneo adalah penyedia solusi pengelolaan sampah pintar yang memproduksi dua jenis sensor ultrasonik yang dapat memantau tingkat pengisian tempat sampah dari berbagai jenis dan ukuran. Platform mereka membantu kota dan bisnis mengoptimalkan rute pengumpulan sampah dengan memperhitungkan tingkat pengisian tempat sampah, ukuran armada kendaraan pengumpul, dan jarak ke tempat pembuangan sampah. Mereka mengklaim bahwa solusi mereka dapat mengurangi biaya pengumpulan sampah setidaknya 40 persen dan menurunkan emisi karbon di kota-kota hingga 60 persen.

Sebuah aplikasi bernama CleanCUBE, yang diproduksi oleh eCube Labs, adalah pemadat sampah bertenaga surya yang dapat menampung sampah hingga 8 kali lebih banyak daripada tempat sampah non-kompresi. Saat sampah menumpuk di CleanCUBE, sensornya memantau tingkat pengisian secara real-time dan secara otomatis mengaktifkan siklus pemadatan saat tempat sampah penuh. Semua informasi sensor dikirim ke platform mereka di mana analisis data dapat mengungkapkan pola pengumpulan sampah.

Pengelolaan Sampah Cerdas dalam Praktik

New York memiliki salah satu ekosistem pengelolaan sampah yang paling rumit di Amerika Utara. Dibutuhkan sekitar 72 ratus petugas pengumpul sampah dan banyak infrastruktur untuk menjaga kota berpenduduk sekitar 8,6 juta jiwa ini tetap bersih. Di Times Square saja, diperkirakan ada sekitar 500.000 pejalan kaki yang melewatinya setiap hari, menghasilkan sekitar 15.300 pon sampah. Pada bulan Maret 2013, 30 stasiun daur ulang dan sampah pintar Bigbelly ditempatkan di Times Square sebagai bagian dari inisiatif daur ulang ruang publik terbesar di New York City. Unit Bigbelly dilengkapi dengan kemampuan pemadatan sampah, pemantauan tingkat pengisian secara real-time, dan pemberitahuan pengumpulan. Dengan stasiun pintar Bigbelly, total kapasitas sampah meningkat hampir 200 persen dan frekuensi pengumpulan per tempat sampah menurun hingga 50 persen. Program ini sangat sukses sehingga kota ini memperluas penyebarannya menjadi 197 stasiun pintar.

Di Belanda, mulai tahun 2009, kota Den Haag mulai memasang tempat sampah bawah tanah yang dapat menampung sampah dalam jumlah yang lebih besar. Pada tahun 2017, kota ini memiliki 6.100 unit yang dipasang di bawah trotoar dengan bagian atas tempat sampah yang muncul dari tanah setinggi pinggang. Sekitar 3.500 dari wadah yang terendam ini dilengkapi dengan sensor, yang memungkinkan petugas pengelolaan sampah untuk memantau tingkat pengisian wadah dari jarak jauh dan mengatur “jadwal pintar” untuk mengosongkannya. Keberhasilan kontainer bawah tanah ini membuat mereka masuk dalam laporan panduan Desain Nol Sampah Kota New York tahun 2017, di mana mereka bertindak sebagai contoh solusi limbah yang inovatif.

Dalam kesimpulannya, teknologi AI memiliki potensi besar dalam pengelolaan sampah. Penggunaan teknologi AI dapat membantu dalam pengumpulan dan pemilahan sampah, pengelolaan TPA, dan pemrosesan limbah secara lebih efisien dan efektif. Namun, untuk mengimplementasikannya, dibutuhkan investasi yang besar dan kerjasama yang kuat antara pemerintah, pengelola sampah, dan masyarakat.

Sumber :

What is Smart Waste Management? (iotforall.com)

Smart Waste Management Software System | SENSONEO

Author

Admin Widya