Over 10 years we help companies reach their financial and branding goals. Engitech is a values-driven technology agency dedicated.

Gallery

Contacts

411 University St, Seattle, USA

engitech@oceanthemes.net

+1 -800-456-478-23

News

Contoh Implementasi Face Recognition pada Berbagai Bidang

Perkembangan teknologi kini begitu masif. Setelah ramai artificial intelligence atau AI mulai bermunculan teknologi-teknologi lain yang berkaitan dengan hal tersebut. Salah satunya adalah face recognition atau pendeteksi wajah. Teknologi ini menggunakan biometrik untuk mengidentifikasi suatu objek dari foto dan video. 

Photo by Alexander Baxevanis (flickr)

Saat ini penggunaan face recognition terus dikembangkan. Jika mulanya hanya digunakan pada ponsel, kini face recognition bisa kamu temukan dalam banyak sektor atau bidang. Sebut saja keamanan digital, perbankan, hingga ketenagakerjaan. Untuk tahu lebih lanjut mengenai contoh implementasi face recognition pada berbagai bidang kamu bisa simak artikel berikut ini di Widya Robotics

Sistem Presensi Perkantoran dan Sekolah

Presensi perkantoran menggunakan face recognition merupakan salah satu contoh sistem pendeteksi wajah yang akrab dijumpai. Sistem pengenalan wajah ini memungkinkan identifikasi objek berdasarkan wajah seseorang. 

Pengguna face recognition di Indonesia kini semakin luas. Apalagi sistem pengenalan wajah ini bisa diintegrasikan dengan mesin absensi di kantor untuk memastikan kehadiran karyawan secara akurat. Dengan kata lain, meski kantor menerapkan kebijakan WFA maupun WFO, presensi karyawan tetap dapat dikontrol. 

Terlepas dari itu, penerapan face recognition dapat memberikan banyak manfaat. Teknologi biometrik ini bisa memudahkan pengguna, mempercepat proses, dan meningkatkan akurasi dalam identifikasi karyawan. Tak cuma itu, face recognition pun dapat membantu perusahaan mengelola data kehadiran karyawan secara efisien meski menerapkan kebijakan fleksibel. 

Menariknya, sistem pengenalan wajah ini sebetulnya tidak hanya bisa digunakan di lingkungan perkantoran. Presensi kehadiran siswa maupun mahasiswa sebetulnya juga bisa menggunakan face recognition. Sayangnya, penggunaannya di Indonesia bisa dibilang masih sangat terbatas.

Keamanan pada Smartphone dan CCTV

Face recognition jadi salah satu fitur unggulan smartphone masa ini. Fitur pengenalan wajah ini memanfaatkan kamera untuk menangkap objek yang kemudian disimpan dalam database. Pada penggunaannya, pemilik ponsel hanya perlu menampilkan wajahnya pada kamera, lalu teknologi wajah ini akan melakukan verifikasi guna membuka aksesnya.

Cara kerja face recognition pada ponsel didukung oleh algoritma deteksi objek otomatis, teknologi keamanan depth sensor, serta penyimpanan template wajah terenkripsi. Beberapa smartphone bahkan juga dilengkapi fitur keamanan tambahan, misalnya meminta pengguna tersenyum atau berkedip untuk mencegah pemalsuan gambar. Dengan demikian, sistem face recognition ini menjadi semakin akurat dan aman. 

Nah, selain ponsel, teknologi deteksi wajah secara real time ini juga digunakan pada kamera keamanan atau CCTV. Cara kerjanya serupa, kamera akan mengidentifikasi objek atau mengawasi wilayah sekitar untuk mencegah terjadinya tindak kriminal. Pengguna kamera keamanan berbasis face recognition kini pun tak hanya digunakan di jalanan besar atau tempat-tempat penting, misalnya gedung pemerintahan maupun perkantoran. Namun, kini mulai banyak pula rumah yang menggunakan CCTV dengan fitur ini guna meningkatkan keamanan. 

Akses pada Smart Home 

Photo by Nuki Smart Lock (flickr)

Sistem pengenalan objek yang ada pada face recognition juga dapat kamu jumpai di smart home. Cara kerja sistem ini mirip seperti face unlock smartphone. Tepatnya, biometrik face recognition akan melakukan pemindaian wajah lalu mendaftarkannya pada database untuk kemudian digunakan sebagai pengenal. Berkat hal itu, pintu rumah bisa terbuka secara otomatis hanya dengan menampilkan wajah terdaftar. 

Adapun manfaat dari pengguna teknologi face recognition cukup beragam. Berkat sistem pengenalan wajah ini keamanan rumah jadi lebih terjamin. Selain itu, pengelolaan aksesnya juga lebih fleksibel karena pemilik bisa menambahkan dan menghapus wajah terdaftar dengan mudah. Disamping itu, pemilik dapat melakukan otoisasi melalui antaramuka yang terintegrasi dengan sistem sehingga mempermudah aksesnya. 

Driver Monitoring 

Contoh implementasi face recognition yaitu teknologi driver monitoring. Teknologi deteksi wajah dengan AI ini bisa membantu memantau pengemudi saat berkendara. Misalnya, untuk mendeteksi tanda kelelahan atau memberikan peringatan sebagai tanda bahaya. Hal itu tentunya membuat pengemudi merasa lebih aman karena dapat terhindar dari kecelakan di jalan raya. 

Menariknya lagi, pendeteksi wajah pada sistem driver monitoring juga bisa mengenali emosi pengemudi. Dari biometrik yang ada, sistem bisa mengenali emosi pengemudi lalu menyesuaikan pengaturan kendaraan, termasuk menyetel musik dan suhu kendaraan yang sesuai mood pengguna. 

Verifikasi Nasabah Perbankan 

Bidang perbankan kini juga mulai memanfaatkan pendeteksi wajah untuk verifikasi identitas nasabah. Utamanya, pada bank-bank digital, misalnya JAGO, BLU by BCA, hingga Digibank dari DBS. Untuk metode biasanya digunakan saat pendaftaran awal nasabah. Lebih detailnya, pembukaan bank digital umumnya dilakukan secara daring dengan memasukkan identitas dan pengenalan wajah melalui ponsel pengguna untuk diverifikasi oleh sistem. Setelah itu, sistem akan menyimpan data yang ada, lalu mengeceknya, dan menerima pengajuannya. 

Nah, kemudahan tersebut merupakan bagian dari teknologi E-KYC atau Elektronik Know Your Customer. Teknologi ini mampu mengenali nasabah atau calon nasabah secara elektronik dengan hasil akurat. Hal itu tentunya membantu lembaga, bank, maupun nasabah terhindar dari kejahatan keuangan. 

Pantauan Jalan Raya 

Pemerintah kini juga menggunakan face recognition untuk membantu memantau kondisi jalan raya. Berkat teknologi ini, polisi bisa mendeteksi pengemudi yang melakukan pelanggaran lalu lintas, misalnya batas kecepatan atau tidak mematuhi rambu lalu lintas. Nah, di Indonesia sendiri, teknologi ini dikenal dengan nama tilang elektronik atau ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement). 

Lebih detailnya, ETLE menggunakan kamera CCTV untuk mendeteksi dan merekam pelanggaran lalu lintas secara otomatis. Berkat ETLE, polisi bisa menindak pelanggaran tersebut tepat sasaran dan cepat. Menariknya, pengguna juga bisa mengecek pelanggaran yang dilakukan dengan mengakses laman ETLE. Jika ada pelanggaran, kamu akan menemukan informasi mengenai waktu, jenis kendaraan, lokasi, dan jenis pelanggarannya. 

Boarding Transportasi Umum 

Face recognition juga mulai digunakan untuk membantu boarding transportasi umum. Hal ini turut dilakukan PT Kereta Api Indonesia. Pengenalan wajah saat boarding kereta api dapat membantu mengidentifikasi identitas penumpang sehingga bisa mempercepat dan mempermudah prosesnya. Namun, untuk bisa menikmati layanan ini, penumpang perlu melakukan registrasi terlebih dulu sehingga saat boarding hanya perlu validasi. 

Mengingat data sudah tercantum dalam sistem, penumpang tidak perlu lagi menunjukkan e-boarding maupun KTP untuk pengecekan dokumen dan tiket. Jika proses verifikasi sesuai, gate boarding KAI akan otomatis terbuka. Makin praktis, bukan?

Itulah contoh implementasi face recognition dalam segala bidang. Jadi, mana yang menurutmu paling canggih? 

Author

salmawidya